Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 14 Mei 2011

emotional therapy

Siapapun kita, hampir dapat dipastikan pernah mengalami suatu kejadian yang menyebabkan trauma. Entah di masa sekolah, saat kuliah, di lingkungan keluarga, atau di tempat kerja.
Trauma bisa menyebabkan efek emosional yang kurang baik tentunya. Menghadirkan perasaan meledak – ledak, atau justru menciutkan zona nyaman. Bayangkan, seseorang dapat menjadi sangat marah, sangat sensitif, atau malah kehilangan rasa percaya diri seiring dengan semakin menjadinya rasa takut yang begitu hebat.
Sebuah terapi sederhana saya kembangkan untuk membantu mengatasi trauma. Memang saya tidak menjamin 100% trauma hilang, tapi setidaknya efek – efek negatif dari trauma itu bisa kita kurangi. Saya menyadari, bagaimanapun manusia dikaruniai kemampuan untuk mengingat suatu kejadian atau pengalaman. Jadi sangat sulit, mungkin mustahil, untuk menghapuskan ingatan tersebut.
Terapi ini saya beri nama Emotional Release Therapy, atau Terapi Pembebasan Emosi. Terapi ini terdiri dari beberapa langkah sederhana yang sangat mudah untuk dipraktekkan.
Langkah 1 : VISUALISASI
Cobalah duduk santai, ambil nafas dalam – dalam, dan hembuskan secara perlahan. Lakukan pernapasan tersebut berulang – ulang hingga nafas menjadi semakin teratur.
Mulailah mengingat suatu kejadian yang menyebabkan trauma pada diri Anda.
Langkah 2 : KRONOLOGI
Setelah kejadian tersebut terlihat dan membentuk gambaran mental secara jelas, segeralah berhenti membayangkannya. Kemudian langkah berikutnya mengingat – ingat kronologi kejadian tersebut.
Dalam hal ini Anda bisa menentukan batasan waktu kronologisnya. Misalnya apa yang terjadi 2 jam sebelum kejadian itu?, lalu apa yang terjadi pada 2 jam sebelumnya?, dan apa yang terjadi 1 jam sebelumnya?.
Pada langkah ini, intinya Anda harus bisa menemukan suatu alasan yang menyebabkan Anda terlibat dalam kejadian tersebut.
Langkah 3 : PEMAKNAAN
Percayalah, bahwa setiap kejadian selalu mengandung makna yang positif. Bisa jadi kejadian traumatis tersebut sangat mengganggu Anda, karena pada saat itu Anda belum menemukan makna positif dari kejadian yang Anda alami. Hal ini terjadi bisa dikarenakan logika tidak diberi kesempatan untuk melakukan tugasnya dengan baik.
Temukanlah makna positif dari keterlibatan Anda dalam kejadian traumatis itu. Berfikirlah dengan tenang, biarkan perlahan – lahan logika Anda mulai bekerja.
Pada tahapan ini Anda bisa meminta bantuan rekan atau pasangan Anda untuk menjadi teman berbagi. Mintalah agar dia menyimak kisah Anda dari awal (langkah 1 dan 2) tanpa komentar apapun. Lawan bicara Anda hanya boleh memberi argumen ketika Anda mulai menemukan makna positif (langkah 3). Tentunya argumen yang diharapkan adalah argumen penguatan, yang akan membantu Anda untuk semakin memperjelas munculnya makna positif tersebut.
Untuk mengetahui apakah langkah – langkah tadi telah berhasil mengurangi efek emosi negatif, cobalah mengingat kejadian itu kembali. Bila makna positif yang Anda temukan tadi tiba – tiba muncul perlahan, dan semakin menguat, berarti 3 langkah tadi telah berhasil. Tetapi jika belum, silahkan ulangi langkah ke-3 sekali lagi.
Terapi ini saya lakukan pada diri saya, istri saya, dan juga peserta training saya. Rata – rata hasilnya positif. Tidak ada lagi respon – respon negatif yang diakibatkan pengalaman tarumatis seseorang.
Selamat mencoba!…

di kutip dari : topmotivasi.com

0 komentar:

Posting Komentar