Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 24 Maret 2011

Cinta sejati

“Cinta adalah ketika melihat seorang wanita tua dan laki-laki tua, saling memberikan potongan ayam terbaiknya ” (Tommy, usia 6 tahun)
Dalam minggu-minggu ini, baik di mal-mal maupun berbagai media, tampaklah berbagai coklat dan bunga berbentuk hati bertaburan dimana-mana.  Dan berbagai kue, bunga serta coklat ini, selalu kita identikkan dengan Hari Valentine (Hari Kasih Sayang) yang sebentar lagi menjelang. Inilah bulan dimana orag banyak berbicara soal cinta. Suatu topik yang ingin saya bahas pula dalam kesempatan ini.
Saya pun teringat, di sela – sela pelatihan Emotional Quality Management di bulan Desember lalu, datanglah seorang suami untuk menceritakan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan perkawinannya. Sang suami ini menceritakan bahwa dulunya dia sangat mencintai sang istri serta anak – anaknya, tetapi entah kenapa perasaan ini mendadak hilang. Bahkan hubungan pun terasa makin hambar. Akibatnya si suami ini lebih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan – pekerjaan di kantornya.
Saya pun mencoba menggali lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan perkawinan mereka. Akhirnya saya menemukan sebabnya pada soal yang klise, komunikasi yang kurang begitu lancar yang diawali dengan tindakan me-label satu sama lainnya. Tindakan ini dimulai dengan membanding – bandingkan pasangannya dengan orang lain. Berikutnya, ketidakpuasan–ketidakpuasan pun muncul. Hingga pada ujungnya, muncul emosi saling tidak suka bahkan mulai membenci satu sama lainnya.
Disinilah, saya bisa merasakan hilangnya suatu jenis emosi penting dalam kehidupan perkawinan pasangan ini. Yaitu emosi CINTA. Inilah emosi yang sebenarnya bisa menjadi perekat bahkan obat yang ampuh dalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan dalam rumah tangga mereka. Celakanya, rasa ini mulai memudar. Seorang pakar yang bernama Arnold di tahun 1960 pernah mengatakan emosi cinta adalah salah satu emosi dasar manusia, yang ketika hilang maka seseorang akan merasa dirinya mengalami kekosongan. Sayangnya, orang lain seringkali dilibatkan untuk mengisi kekosongan dan kehampaan ini.
Salah satu prinsip dalam kecerdasan emosional mengatakan bahwa pertarungan emosi dalam diri kita adalah ibarat  tarik tambang. Yang terkuatlah yang akan mengalahkan yang lemah. Jadi, tatkala kebencian lebih besar daripada cinta, bencilah yang dimenangkan. Tetapi ketika perasaan sayang, lebih besar daripada kebencian yang diarasakan, maka cintalah yang akan menang. Karena itulah, satu-satunya cara mengatasi emosi kebencian dan kemarahan yang muncul, dalam hubungan   dan perkawinan, yakni menghidupkan kembali bara-bara CINTA yang pernah ada, sebelum bara tersebut betul-betul padam.
T-R-U-E Love
Untuk itulah, saya menyajikan suatu prinsip T-R-U-E Love yang bisa menjadi bahan inspirasi kita di bulan Kasih Sayang ini.
Pertama, Terima orang apa adanya. Hal yang pertama yang dapat dilakukan adalah menerima orang ‘apa ada’-nya bukan ‘ada apa’-nya. Hal ini dapat diterapkan dalam setiap hubungan kita baik dengan orang tua, pasangan, anak, maupun sahabat. Ini memang bukan perkara mudah. Soalnya, kita cenderung lebih mudah menerima hal – hal positif yang dimiliki, tetapi sulit untuk menerima apa yang menjadi kelemahan mereka. Seorang yang memiliki TRUE LOVE, meskipun harus bertarung dengan niat ‘membanding-bandingkan’ tapi pada akhirnya, dengan rela bisa belajar menerima orang apa adanya.
Proses untuk dapat menerima orang apa adanya dimulai dengan proses untuk mengampuni atau memaafkan segala kesalahan yang telah terjadi, yang menciptakan kerenggangan sebuah hubungan. Setelah pengampunan yang berat ini bisa dilalui, barulah kita akan akan lebih mudah menerima orang lain. Sulit rasanya bisa menerima seseorang secara utuh, tanpa sungguh-sungguh memaafkannya. Tak jarang saya mendengar, “Saya sudah menerima dirinya, tapi saya selalu teringat bagaimana ia menyakiti hati saya”. Terkadang, untuk bisa belajar memaafkan, ya kita harus belajar melupakannya.
Kedua, Respek hal – hal personal. Hal kedua yang dapat dipraktekkan adalah dengan memberikan respek pada sentuhan personal. Dalam artikel kali ini, saya ingin membagikan lima bahasa cinta yang ada pada setiap orang, yang pertama kali dipopulerkan oleh Dr. Gary Chapman.
Menurut Gary Chapman, kelima bahasa cinta yang diinginkan setiap orang mencakup:  (1) Kata– kata penguatan/pujian/motivasi (2) Waktu yang berkualitas (3) Pemberian/hadiah (4) Melayani (5) Sentuhan.
Mari kita coba membahasnya! Untuk orang yang memiliki bahasa cinta yang berwujud kata – kata, mereka akan merasa senang, bahagia dan gembira saat mendapatkan kata – kata pujian, penguatan maupun motivasi. Dan, ada pula orang yang merasa dicintai saat memiliki saat – saat atau momen – momen yang berharga dengan seseorang. Disini yang diperlukankan adalah investasi waktu yang disediakan untuk mendengarkan obrolannya ataupun bersama – sama dengannya melakukan suatu aktifitas. Ada pula orang yang merasakan dicintai saat dirinya menerima hadiah atau surprise. Hadiah, yang sekalipun kecil, bagi mereka ternyata akan  memiliki makna yang mendalam. Berikutnya, ada pula orang yang merasa dicintai saat ada seseorang yang mau melayani dirinya, misalnya saja mengambilkan minuman, membantu dibersihkan ruangannya, dll. Dan yang terakhir adalah orang yang memiliki bahasa cinta berupa sentuhan. Orang ini akan merasa sangat dicintai saat ada orang yang memberikan sentuhan untuknya, bisa berupa menepuk – nepuk pundak, memeluk, menggandeng tangan, dll.
Pertanyaannya, sudahkan Anda memahami apa yang menjadi bahasa cinta dari orang – orang yang Anda kasihi, entah itu orang tua, pasangan, anak, bahkan sahabat Anda?
Ketiga, Ekspresikan perasaan. Setelah memahami apa yang menjadi kebutuhan dari orang lain. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengekpresikan perasaan Anda. Intinya disini adalah melakukan tindakan yang menunjukkan bahwa Anda peduli atau care terhadap mereka. Ingatlah, action speaks louder  than words (tindakan berbunyi lebih nyaring darikata-kata). Disinilah, setelah Anda paham kebutuhan emosional mereka, lakukanlah dalam wujud  tindakan. Sayapun teringat sebuah kisah seorang anak kecil yang memenangkan hadiah ‘anak yang paling peduli’. Yang dilakukannya sederhana, yakni naik ke pangkuan wanita tua tetangganya yang suaminya baru saja meninggal dan ia mendekapnya. Ketika ditanya, apa yang ia lakukan, anak itu menjawab, “Saya membantunya menangis. Itu saja”.
Memang rasanya mustahil bagi kita untuk bisa menunjukkan cinta kita dengan kadar yang sama kepada semua orang. Untuk itu, pentinglah bagi Anda untuk mencintai terutama orang–orang terdekat Anda dan yang signifikan bagi hidup Anda. Apalah gunanya Anda begitu sukses dan luar biasa dalam hidup ini, tetapi Anda sendiri tidak dicintai oleh orang–orang terdekat di sekeliling Anda? Fokuskanlah untuk memulai dengan orang – orang terdekat Anda!
di kutip dari : topmotivasi.com

Tips meningkatkan motivasi diri pemenang

Untuk meningkatkan motivasi diri menjadi seorang pemenang, tidak ada salahnya Anda mengikuti beberapa saran yang diusulkan oleh Vincent Gasperz  dalam bukunya Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis, yaitu :
  • Jangan pernah memotong sesuatu yang dapat dibuka ikatannya
  • Lihatlah masalah sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan penguasaan diri.
  • Jadilah ahli dalam manajemen waktu
  • Nilailah keberhasilanmu dengan menggunakan tolok ukur seberapa banyak engkau menikmati kedamaian, kesehatan, dan kasih sayang.
  • Jangan tunda pelaksanaan gagasan (ide-ide) yang baik. Kemungkinan ada orang lain yang baru saja memikirkannya juga. Sukses datang kepada orang yang bertindak terlebih dahulu.
  • Berhati-hatilah terhadap orang yang mengatakan kepadamu betapa ia itu jujur.
  • Ingatlah bahwa pemenang melakukan apa yang tidak mau dilakukan oleh pecundang.
  • Carilah peluang, bukan rasa aman. Kapal di pelabuhan memang aman, tetapi pada waktunya bagian bawahnya akan rusak berkarat.
  • Jalanilah hidupmu sedemikian rupa sehingga tulisan di batu nisanmu dapat berbunyi: “Tidak Ada Penyesalan”.
  • Usahakan mencapai keunggulan, bukan kesempurnaan.
  • Beri orang kesempatan kedua, tetapi jangan kesempatan ketiga.
  • Belajarlah mengenali hal-hal yang tidak berkaitan, kemudian abaikan!
  • Jangan lupa, kebutuhan emosional  terbesar seseorang adalah untuk merasa dihargai.
  • Habiskan lebih sedikit waktu untuk membahas siapa yang benar, dan lebih banyak waktu untuk membahas apa yang benar!
  • Pekerjakan orang yang lebih pandai darimu.
  • Jangan membakar jembatan, engkau akan heran betapa sering engkau harus menyeberangi sungai yang sama.
  • Jagalah agar ekspektasi (harapan-harapan) tetap tinggi.
  • Jangan gunakan waktu dan/atau kata dengan ceroboh, keduanya tidak  dapat diperoleh kembali.
  • Jadilah orang yang berani dan tabah! Sewaktu mengingat kembali kehidupan yang telah lewat, engkau akan lebih menyesali hal-hal yang tidak dilakukan, daripada hal-hal yang telah dilakukan pada masa lalu.
  • Evaluasi prestasimu berdasarkan standarmu sendiri, bukan standar orang lain.
  • Berusahalah untuk tetap hidup lebih berarti, dari pada hidup lebih lama.
  • Jadilah orang yang tegas, walaupun itu berarti engkau kadang-kadang keliru.
  • Tentukanlah sikapmu, jangan biarkan orang lain menentukannya untukmu.
  • Lupakan Panitia! Gagasan baru yang mengubah dunia selalu datang dari satu orang yang mau bekerja sama dengan orang lain, bukan melalui upacara-upacara!
  • Berikanlah upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, tanpa memandang hal-hal yang lain.
  • Jangan biarkan hartamu memilikimu!
  • Jagalah reputasimu! Reputasi adalah modal yang paling berharga.
  • Perbaiki prestasimu melalui memperbaiki sikap dan kemampuanmu.
  • Kerjakan dengan benar pada kesempatan pertama.
  • Jangan pernah meremehkan kekuatan kata atau perbuatan yang baik.
  • Jangan takut untuk mengatakan: “Saya tidak tahu”, “Maafkan Saya”, “Saya yang membuat kesalahan itu”, “Saya memerlukan bantuan Anda”.
  • Pikiranmu hanya dapat menyimpan satu pikiran pada satu kesempatan, oleh karena itu jadikanlah itu pikiran yang positif dan konstruktif.
  • Jangan pernah mencabut/mematikan harapan seseorang, mungkin hanya itulah yang dimilikinya!
  • Sesudah bekerja keras untuk mendapatkan apa yang engkau inginkan, luangkanlah waktu untuk menikmatinya!
di kutip dari : topmotivasi.com 

Membangun citra diri yang positif

Pernahkan anda mendengar slogan iklan yang berbunyi, “kesan pertama begitu menggoda?”. Tanpa menyebutkan iklan apakah itu, ada point penting yang ingin saya ambil dari iklan tersebut  bahwa kesan atu citra diri yang positif merupakan sesuatu yang sangat penting, bukan hanya kesan pertama saja tetapi kesan pada awal dan selama lamanya baik terhadap diri anda. Persis seperti pepatah yang berbunyi “Harimau mati, meninggalkan belang – gajah mati, meninggalkan gading begitu pula manusia mati akan mengharapkan peningglan berupa citra positif
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk mendapatkan kesan yang baik tentang diri anda dari orang orang di lingkungan sekitar anda ?? Namun sebelum membahas mengenai caranya, terlebih dahulu akan saya coba definisikan arti dari sebuah kesan. Kesan merupakan suatu penilaian diri yang ditujukan kepada seseorang, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang tertanan di dalam pikiran sadar dan bawah sadar orang yang menilainya akibat pengaruh sikap, perkataan orang yang bersangkutan ataupun dapat terjadi karena pengaruh orang lain, lingkungan sekitar ataupun pengalaman masa lalu dari orang yang memberikan penilaian.
Dari definisi tersebut, ada beberapa point penting yang dapat kita ambil untuk membangun citra diri yang positif  namun perlu digaris bawahi penting penting bahwa hal – hal berikut haruslah dilakukan dengan tulus dan fikiran yang positif karena jika hanya dilakukan dengan kepura- puraan, maka niscaya anda akan tersiksa sendiri dalam melakukan hal tersebut dan lambat laun kepura-puraan anda akan terbuka layaknya kedok yang digunakan utuk menutupi keburukan pada diri anda. Dan tentunya citra diri terhadap diri anda pun tak akan mendapatkan point positif dari lingkungan anda.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mendapatkankesan positif dari lingkungan, antara lain :
  • Kejujuran
Kejujuran merupakan sebuah mata uang yang berlaku dimana saja dan kapan saja. Melakukan kejujuran layaknya seperti sebuah pertempuran besar dalam diri sendiri. Kadangkala kita mengalami kesulitan untuk berkata dan bertingkahlaku jujur, ketakutan kita berbuat salah, kekhawatiran kita dimarahi orangtua atau atasan atau orang lain, ketidakinginan kita kehilangan respon positif dari orang lain karena kesalahan kita, merupakan beberapa alasan yang membuat kita tidak ingin melakukan kejujuran. Padahal, dengan kejujuran yang kita tampilkan, orang lain akan mampu melihat diri kita lebih lengkap sehingga dapat memaklumi kesalahan dan kita dapat diposisikan pada tempat atau tugas yang sesuai dengan potensi yang kita miliki dan kita dapat merasakan kenyamanan dalam beraktifitas.
  • Pikiran positif
Pikiran merupakan awal dari segala tindakan dan perbuatan yang menuju ke suatu hasil atas setiap pekerjaan.  Memiliki sebuah tingkah laku dan perkataan positif kadang belum tentu diikuti dengan sebuah pemikiran yang positif juga, padahal pemikiran positif sangat mempengaruhi dan menentukan tindakan dan perkataan positif kita agar dapat lebih tulus kita berikan pada orang lain. Orang yang selalu berfikiran positif akan memiliki talenta yang luar biasa dimata orang lain, karena orang lain tidak ragu lagi dalam berkomunikasi dengan kita karena akan selalu diterima dan ditanggapi secara positif
  • Taat beribadah
Ketaatan beribadah ini bukan hanya kerajinan kita pergi ke rumah ibadah, kekhusyukan kita berdo’a, seringnya kita membaca kitab suci atau besarnya sumbangan yang kita berikan untuk rumah ibadah, tetapi lebih kepada implementasi ibadah kita dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang taat beribadah dengan segenap perasaan dan keikhlasan, akan meresapi makna ibadah dan mampu mengaplikasikan segala sesuatu yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Ia akan mendapatkan sebuah penilaian yang positif karena ketaatan ibadahnya mampu diselaraskan dengan sikap, perkataan dan perbuatan sehari-hari
  • Menghargai orang lain
Hargailah orang lain seperti layaknya dirimu menghargai diri sendiri karena pada dasarnya seluruh manusia didunia ini memiliki derajat dan kedudukan yang sama. Yang membedakan manusia dimuka bumi ini adalah kemampuan masing-masing orang dalam memanfaatkan potensi diri yang mereka miliki. Banyak orang yang mampu memanfaatkan potensi diri sehingga mampu meraih kesuksesan dalam karir dan kehidupan, juga tidak sedikit orang yang selalu mengantungkan hidupnya pada belas kasihan orang lain. Kita yang merasa memiliki kelebihan seyogyanya mampu menghargai sesama yang lebih sedikit kepemilikannya dibandingkan kita.
  • Bekerja keras, penuh semangat dan tulus
Bekerja keras dan penuh semangat merupakan kunci pokok menuju kesuksesan. Orang yang bekerja dengan penuh semangat bagaikan magnet yang menarik orang orang disekitarnya untuk ikut serta bekerja keras. Nilai yang akan kita hasilkanpun akan sangat memiliki arti bagi kehidupan kita dan orang lain bila dibarengi dengan semangat yang menyala-nyala akan memberikan aura positif bagi rekan kita untuk melakukan tindakan yang sama, bekerjakeras dengan penuh semangat. Ketulusan yang mengiringi kerjakeras dan semangat kita akan melahirkan sebuah hasil kerja yang sempurna, karena seluruh potensi diri kita libatkan untuk menghasilkan aktifitas yang terbaik untuk diri kita, orang lain, bangsa dan negara. Kerjakeras, semangat dan ketulusan akan membuat diri kita akan selalu digunakan oleh orang lain dan sebuah jaminan akan hasil kerja yang terbaik.

di kutip dari : topmotivasi.com 

Perubahan terjadi bila perlu

Kebanyakan pribadi senang bertindak dalam batas batas kenyamanan mereka. 95% manusia senang dengan hal yang demikian, sedang beberapa yang berhasil menjadi luar biasa, bisa bekerja dalam batas yang tidak nyaman, karena kesuksesan adalah sebuah keharusan.  Tidak semua orang juga senang dengan perubahan. Orang tidak senang dengan perubahan, karena perubahan itu memang tidak nyaman, membutuhkan energi extra dan juga biaya.
Menawarkan perubahan, biasanya akan ditolak. Kecuali bagi mereka yang sudah bisa melihat PERLUNYA PERUBAHAN. Jadi perubahan itu tidak akan terjadi ketika belum dipandang perlu.  Tuhan sering membuat kejadian, supaya manusia memandang perlu adanya perubahan. Kecelakaan yang hampir merenggut nyawa, telah membuatnya BERUBAH menjadi lebih baik dan hati hati.  Kematian sang anak, karena sakit dan tidak mampu membiayai biaya rumah sakit yang baik, telah membuat seseorang berubah menjadi sangat semangat dan mati-matian dalam bekerja.
Cercaan dan makian yang menyakitkan dari para tetangga, telah merubah seseorang menjadi lebih santun dan tidak sombong. Atau teguran teguran lain. Kehidupan ini sebenarnya selalu disiplin memberikan signal.  Jarang terjadi sebuah jembatan roboh, sebelum memberikan tanda tanda lapuk, atau besi berkarat dan juga bunti bunyi sekrup yang kendor atau kerusakan kerusakan kecil. Begitu juga dalam tubuh kita. Manusia pada umumnya akan mati dimulai dengan tanda tanda memutihnya rambut, melengkungnnya tulang punggung dan berkurangnya penglihatan dan pendengaran.
Itu semua adalah tanda tanda. Kejelian dan kemauan kita membaca signal signal kehidupan inilah yang perlu dilatih, sehingga kita mampu membaca perlunya sebuah perubahan.  Tawarkan perlunya perubahan, ajari memandang perlunya perubahan. Karena perubahan itu pasti, maka harus selalu dilakukan, NAMUN disisi lain, kecenderungan manusia mencari titik titik aman untuk tinggal.
Jika seseorang menemukan alasan perlunya perubahan, maka mereka akan berubah. Setiap hari, kehidupan dan kejadian selalu memberikan “laporan” untuk kehidupan kita. Mulailah untuk membaca laporan itu, sehingga kita mampu menemukan perlunya perubahan.
SUKSES BESAR
 
di kutip dari : topmotivasi.com 

Membumikan budaya pancasila

Asset Indonesia atas keanekaragaman budaya yang multi etnis, sangat kaya dan sangat bervariatif, ini dapat dilihat dari kacamata pandang geografis dan demografis. Dari sudut Geografis Indonesia adalah daerah Tropis yang subur terdapat beberbagai jenis agrikultur, bahkan mencapai jutaan varian, suatu keajaiban tanah, sawah dan ladang, bahkan kataKoes Plus, tongkat pun kalau ditanam akan jadi tanaman, menggambarkan kesuburan tanah Indonesia. Dan ini mempengaruhi kultur daerah diantara daerah-daerah yang lain. Dari sisi Demografis Indonesia terdiri dari multi etnis, sebagai perwujudan dari lukisan alam dipelbagai pelosok seantero Indonesia. Dari multi etnis menimbulkan keanekaragaman peradaban yang ber- Bhineka Tunggal Ika, kemudian menurut hukum adat sebagai perwujudan dari tatanan hukum adat terdiri dari 11 wilayah hukum adatdari Sabang sampai Merauke. Sampai saat ini multi kultur dan multi etnis masih terpelihara dengan baik, meskipun ada degradasi moral sebagai pengaruh globalisasi budaya dunia yang tak terbatas, dapat melewati batas dunia manapun, tanpadapat dikendalikan oleh siapapun, termasuk oleh kekuatan struktural.
Budayaglobaladalah budaya darisebuah budaya multi kultural, bentuk budaya baru dalam tatanan dunia baru, berbaur bersama dengan budaya-budaya lain dimanapun terdapat peradaban manusia. Sebagai implikasi adanya budaya baru, terdapat bentuk tindakan deviatif yang menyimpang dari budaya positif, yang berlaku dan disepakati, diantaranya adalah bentuk-bentuk kejahatan yang berdimensi baru, sebuah komunitas baru dunia kejahatan, yang meninggalkan komunitas lama yang konvensional. Hal ini merupakan pengaruh negative terhadap keamanan dalam negeri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perkembangan globalisasi di semua aspek kehidupan bermasyarakat, baik dalam suatu negara maupun peradaban dunia. Dalam suatu negara telah memiliki keteraturan yang terimplementasikan kedalam suatu budaya yangtumbuh dan berkembang sebagai akibat interaksi antar manusia dalam pola kehidupan sehari-hari.
Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang berdaulat, telah memiliki sejarah budaya yang cukup panjang dan membanggakan, sejak proklamasi kemerdekaan tangal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dikenal di masyarakat dunia sebagai bangsa yang memiliki peradaban dan budaya luhur.
Budaya bangsa Indonesia yang patut kita banggakan antara lain adalah sifat gotong-royong, sopan-santun, ramah dan menghargai orang lain. Namun sejak bergeloranya era globalisasi, semua karakteristik budaya bangsa yang membanggakan tersebut secara perlahan terdesak dengan masuknya budaya asing yang tidak sejalan bahkan bertentangan dengan budaya nasional/lokal. Sifat sopan-santun, ramah dan gotong royong telah berubah menjadi individualistis, arogan dan tidak peduli.
Perubahan yang begitu cepat melanda segala aspek kehidupan, Percepatan transformasi budaya global ke berbagai negara diakibatkan oleh berbagai masalah yang runyam. Contoh konkritnya adalah budaya dan norma baru belum sepenuhnya diterima oleh bangsa Indonesia, sementara budaya lama yang telah dianut bangsa Indonesia mulai ditinggalkan. Kondisi ini akan menimbulkan bangsa Indonesia dalam transisi budaya. Dengan demikian kemudian konsep globalisasi menjadi wacana apakah budaya global dapat diterima oleh suatu negara.
Pancasila adalah kristalisasi nilai-nilai budaya Indonesia, yang digali nilai-nilai luhur Bangsa sejak zaman dahulu kala, saat pemerintahan kerajaan Hindu maupun Islam, sampai dengan Pemerintahan saat ini, dan kemudian dirumuskan dengan susah payah oleh para pejuang nasional di dalam rumusan sebanyak Lima Sila. Masing-masing sila mempunyai makna filosofis yang dalam bagi kepribadian bangsa Indonesia, ditengah kepungan globalisasi budaya Internasional, regional. Pancasila adalah ciri khas budaya nasional yang multi etnis, sila-sila dalam Pancasila itu memenuhi elemen seluruh bangsa yang agamis, yang nasionalis dll. Saat ini penghargaan terhadap Pancasila agak kendur, sementara arus globalisasi masuk ke Indonesia tak terbendung sama sekali bagaikan air bah, satu-satunya yang bisa mengendalikan adalah pancasila sebagai ukuran berbangsa, bernegara dan mbermasyarakat. Ideal culture Pancasila yang meliputi: Kerukunan umat beragama, Keadilan sosial, Kedaulatan rakyat,Kemanusiaan dan Kebangsaan.
?
Oleh karenanya direkomendasikan agar segera mempraktekan kembali budaya berpancasila, untuk menunjukkan karakter Indonesia di mata dunia luar, sehingga dapat dijadikan patokan pola hidup berbagsa, bernegara dan bermasyarakat Indonesia. Selain itu Pancasila dapat dijadikan tolok ukur bersama dengan tolok ukur yang lainnya. KemudianSistem Pendidikan Nasional sebagai kebutuhan yang mendesak untuk mengurangi lost generation akibat krisis ekonomi yang berkepajangan, atau dapat segera menggantikan generasi pendahulu. Selain itu akumulasi budaya Indonesia yang multi etnis menimbulkan kesulitan untuk menyamakan persepsi Nasional, banyak titik singgung yang sensitif akibat adanya ego kepentingan danperbedaan, sehingga perlu segera rekonsiliasi Nasional untuk membangun konsep negara yang maju dan futuristik. [ASW)*

di kutip dari : topmotivasi.com